Nama : Aulia Rahma Salsabilla
NPM : 19312104
Kelas : IF 19E
Mata Kuliah : Desain Pengalaman Pengguna
Rangkuman Webinar UI UX
Pemateri 1,
Muna Azuddin, Phd
International Islamic University Malaysia
Topic : UI/UX for disability user
User interface (UI) merupakan desain antarmuka yang fokus pada keindahan dari sebuah tampilan, dan pemilihan warna yang baik. Tujuannya, untuk membuat tampilan situs lebih enak dipandang mata dan pengujung pun jadi betah berlama-lama. Seperti layout, Visual Design, dan Branding. Sementara itu, user experience (UX) merupakan proses meningkatkan kepuasan pengguna situs atau aplikasi tertentu melalui kegunaan dan kesenangan yang diberikan dalam interaksi antara pengguna dan produk. Seperti Usability Testing, User Research, User Stories, dan Personas.
Aspek – aspek dalam UX yaitu Useful (Berguna), Usable (Dapat digunakan), Findable (Dapat ditemukan), Credible, Desirable (Diinginkan), Accessible (Dapat diakses), Valuable (Berharga). Pentingnya UX yatu memberikan pengalaman pengguna (pelanggan) yang berdampak – memenuhi kebutuhan pengguna yang tepat.
Disability, before we talk further about the user experience, first let us understand who is disabled users? Disabled people? Kalau di Malaysia kita panggil orang kurang upaya. Di Indonesia kita panggil orang penyandang cacat. Betul tak? Disability ini banyak jenis atau category : mobility and physical, spinal cord, brain, vision, hearing, cognitive or learning, psychological, invisible.
Sekitar 15% dari populasi dunia, atau diperkirakan 1 miliar orang, hidup penyandang disabilitas. Mereka adalah minoritas terbesar di dunia (WHO). Lansia berusia 70 tahun ke atas – 11,5% dari masa hidup mereka, hidup dengan disabilitas (Dunia Cacat). 80% penyandang disabilitas tinggal di negara berkembang (WHO). 90% anak penyandang disabilitas di negara berkembang tidak bersekolah (UNESCO).
Keadaan afektif orang terjadi dengan rangsangan menciptakan pengalaman. Lingkungan menciptakan pengalaman - sebagai fasilitator atau penghalang. Lingkungan seseorang memiliki dampak besar pada pengalaman dan tingkat kecacatan. Contoh : tunanetra yang menggunakan komputer tanpa perangkat lunak pembaca layar. Key Consideration for UX and the Disabled : dapat dirasakan, dapat dioperasikan, dapat, dan kuat.
Pemateri 2
Muharman Lubis, Phd
Universitas Telkom
Topic : Design Thingking for Augmented Reality
Augmented reality (AR) memadukan realitas dengan lapisan yang dihasilkan komputer untuk membuat pengalaman pengguna lebih bermakna melalui interaksi yang menarik. Contoh yang bagus adalah bagaimana Anda dapat berinteraksi dengan makhluk Pokémon Go itu di ponsel Anda.
Seiring dengan realitas virtual (VR), teknologi baru ini telah diadopsi oleh berbagai industri: Satu dari tiga perusahaan manufaktur akan mengadopsi teknologi AR dan VR gabungan pada tahun 2018. Sebagai pembicara yang sering di konferensi pembelajaran, saya telah melihat semakin banyak minat baru-baru ini dari L&D untuk menggunakan AR dalam pembelajaran.
Design Thinking
merupakan metode kolaborasi yang mengumpulkan banyak ide dari disiplin ilmu untuk memperoleh sebuah solusi. Design thinking tidak hanya berfokus pada apa yang dilihat dan dirasakan, namun juga berfokus pada pengalaman pengguna (user). Design thinking digunakan untuk mencari solusi yang paling efektif dan efesien untuk memecahkan suatu masalah yang kompleks. Pemikiran yang diterapkan adalah pemikiran komperensif untuk mendapatkan sebuah solusi. Design thinking dibagi menjadi 5 tahap (Stanford d.school) sebagai berikut : Emphatize (Empati), Define (Penetapan), Ideate (Ide), Prototype (Prototipe), dan Test (Uji coba) atau pengujian
0 comments:
Post a Comment