Tuesday, April 11, 2017

ALKUTURASI DAN ASIMILASI BUDAYA

PENGERTIAN AKULTURASI DAN ASIMILASI BUDAYA


Guru Bidang: Bu Dewi
Mapel: IPS Sejarah


  1. Pengertian Akulturasi
    Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. 
    Contoh akulturasi : saat budaya rap dari negeri asing digabungkan dengan bahasa jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa jawa.

    Proses akulturasi itu memang sudah ada sejak dulu kalam dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat-safat yang khusus baru timbul ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa Barat mulai menyebar ke semua daerah lain di muka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania, Amerika Utara, dan Amerika Latin. Dari sejarah dunia kita mengetahui bahwa bangsa-bangsa Eropa Barat itu mulai menyebar ke luar Eropa pada permulaan abad ke-15.

    Penelitian-penelitian sekitar masalah akulturasi timbul dalam lapangan ilmu antropologi kurang dari setangah abad yang lalu. Sebelumya banyak sarjana antropologi seringkali tertarik akan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa yang "se-asli". Penelitian-penelitian yang memperhatikan masalah akulturasi dimulai kira-kira sekitar tahun 1910, dan bertambah banyak sekitar tahun 1920. Penelitian-penelitian itu sebagian besar bersifat deskriptif, yaitu : melukiskan satu peristiwa akulturasi yang konkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu yang sedang mendapat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Ero-Amerika. 

    Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa soal khusus yaitu :
    a. Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
    b. Individu-induvidu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
    c. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
    d. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
    f. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

    Dengan demikian dalam tiap penelitian terdapat suatu proses akulturasi, dsebaiknya diperhatikan kelima hal tersebut, dan tiap deskripsi terhadap suatu proses akulturasi sabaiknya mengandung lima bab yang masing-masing menguraikan hal-hal tersebut


  2. Pengertian Asimilasi
    Asimilasi adalah pembaruan dau kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimisali meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
    Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut, diantaranya :
    a. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
    b. Terdapat pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
    c. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

    Faktor Pendorong
    Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
    1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
    2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
    3. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan budaya budaya yang dibawanya.
    4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
    5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
    6. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
    7. Mempunyai musuh yang sama dan menyakini kakuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

    Faktor Penghalang
    Faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
    1. Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas).
    2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
    3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru.
    4. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok yang lainnya.
    5. Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
    6. Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
    7. Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.

SIFAT MEKANIK BAHAN

  SIFAT MEKANIK BAHAN

Guru Bidang : Ibu Yuni Lestari
Mapel : IPA Fisika
           
             Sifat mekanik didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk membawa atau menahan gaya atau tegangan. Pada saat menahan beban, atom-atom atau struktur molekul berada dalam kesetimbangan. Gaya ikatan pada struktur menahan setiap usaha untuk mengganggu kesetimbangan ini, misalnya gaya luar atau beban.
A.MASSA JENIS DAN BERAT JENIS
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnyaair).
Satuan SI massa jenis adalahkilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :
Dengan:
             ρ adalah massa jenis
            m adalah massa,
            V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah: gram per sentimeterkubik (g/cm3).
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'.
Berat jenis adalah perbandingan relatif antaramassa jenis sebuah zat dengan massa jenis airmurni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi.
Berat jenis mempunyai rumusan
m.g/v atau w/v dengan satuan n/m^3 
dengan :
             m = massa,
             g = gravitasi
             v = volume dan
             w = weight (berat)
B.ELASTISITAS BAHAN
Dalam fisika, elastisitas (dariYunani ἐλαστός "ductible") adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasiketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan.
     Alasan fisika untuk perilaku elastis bisa sangat berbeda untuk bahan yang berbeda. Dalam logam, kisi (lattice) atom berubah ukuran dan bentuk ketika kerja diaplikasikan (energi ditambahkan) pada sistem). Ketika gaya dihilangkan, kisi-kisi kembali ke keadaan energi asli yang lebih rendah. Untuk karet dan polimer lain, elastisitas disebabkan oleh peregangan rantai polimer ketika kerja diterapkan.
     Elastisitas sempurna hanya merupakan perkiraan dari yang sebenarnya dan beberapa bahan tetap murni elastis bahkan setelah deformasi yang sangat kecil. Dalam rekayasa, jumlah elastisitas suatu material ditentukan oleh dua jenis parameter material. Jenis pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya per satuan luas (stress) yang diperlukan untuk mencapai sejumlah deformasi tertentu. Satuan modulus adalah pascal (Pa) atau pon gaya per inci persegi (psi, juga lbf/in 2). Modulus yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit untuk mengalami deformasi. Tipe kedua parameter mengukurbatas elastis. Batas dapat menjadi stres luar dimana materi tidak lagi elastis atau deformasi luar dimana elastisitas hilang.
       Ketika menggambarkan elastisitas relatif dari dua bahan, baik modulus dan batas elastis harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki modulus rendah dan cenderung untuk meregang jauh (yaitu, mereka memiliki batas elastis tinggi) dan tampak lebih elastis daripada logam (modulus tinggi dan batas elastis rendah) dalam kehidupan sehari-hari. Dari dua bahan karet dengan batas elastis yang sama, satu dengan modulus yang lebih rendah akan tampak lebih elastis.
C.PEGAS
Gaya Pegas Fisika Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas sendiri mempunyai sifat elastis. Maksudnya ia bisa mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan sebagai gaya atau kekuatan lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi  atau bentuk semula.
Hukum Hooke (Gaya Pegas)
Robert Hooke seorang Ilmuwan asal inggris meneliti tentang gaya pegas. Imuwan berambut keriting ini menelurkan hukum hooke yang menyatakan Jika pada sebuat pegas bekerja sebuah gaya luar, maka pegas akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan

KERAJAAN ISLAM DI KEPULAUAN RIAU

KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DI RIAU

Guru Bidang : Ibu Dewi
Mapel : IPS Sejarah

Pengaruh Islam yang sampai ke daerah-daerah merupakan akibat perkembangan Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Malaka.  Kerajaan Islam yang ada di Riau dan Kepulauan Riau menurut berita Tome Pires (1512-1515 ) antara lain Siak, Kampar, dan Indragiri. Kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak pada abad ke-13 dan ke-14 dalam kekuasaan Kerajaan Melayu dan Singasari-Majapahit, maka kerajaan-kerajaan tersebut tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam sejak abad ke-15.
ika kita dasarkan berita Tome Pires, maka ketiga Kerajaan Kampar, Indragiri dan Siak senantiasa melakukan perdagangan dengan Malaka bahkan memberikan upeti kepada Kerajaan Malaka. Ketiga kerajaan di pesisir Sumatra Timur ini dikuasai Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (wafat 1477). Bahkan pada masa pemerintahan putranya, Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah (wafat 1488) banyak pulau di Selat Malaka (orang laut) termasuk Lingga-Riau, masuk kekuasaan Kerajaan Malaka.

Kerajaan Siak
Kerajaan Siak merupakan kerajaan melayu Islam yang terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan bercorak islam pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Kerajaan Siak menghasilan padi, madu, lilin, rotan, bahan-bahan apotek, dan banyak emas.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Siak Sri Indrapura antara lain sebagai berikut:
  1. Raja Abdullah (Sultan Khoja Ahmad Syah). Saat itu Kerajaan Siak masih berada di bawah kekuasaan Malaka.Raja Abdullah adalah raja yang ditunjuk oleh Sultan Johor untuk memimpin dan memerintah Kerajaan Siak.
  2. Raja Hasan Putra Ali Jalla Abdul Jalil. Pada masa pemerintahannya, Belanda berhasil menguasai Malaka.Dengan demikian, Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak harus dijual ke VOC.
  3. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1748). Beliau akran juga disebut Raja Kecik.Raja Kecik adalah anak dari Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II dengan Encik Pong. Beliaulah yang mendirikan Kerajaan Siak yang berdaulat, bukan di bawah kekuasaan Malaka lagi. Ia meluaskan daerah kekuasaannya sambil terus memerangi VOC.
  4. Sultan Said Ali (1784-1811). Pada masa pemerintahannya, Ia berhasil mempersatukan kembali wilayah-wilayah yang memisahkan diri. Pada tahun 1811, ia mengundurkan diri dan digantikan oleh anaknya, Tengku Ibrahim.
  5. Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864). Pada masa pemerintahannya, Siak mengalami kemunduran dan semakin banyak dipengaruhi politik penjajahan Hindia- Belanda.
  6. Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908). Pada masa pemerintahannya, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia, yaitu Sultan Syarif Kasim II.
  7. Syarif Kasim Tsani atau Sultan Syarif Kasim II (1915-1945). Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia.
Kerajaan Siak Sri Indrapura sangat kaya dengan hasil alam yang melimpah. Sayangnya pada awal mula munculnya, kerajaan ini dikuasai oleh Kerajaan Malaka. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk oleh Raja Johor untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut. Pada tahun 1641, Belanda berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian, Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak harus dijual ke VOC. Namun pada masa pemerintahan Raja Kecik, rakyat Siak hidup makmur karena tidak harus menyerahkan hasil alamnya kepada Malaka maupun VOC. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Sultan Syarif Hasyim mulai menjalin hubungan dengan luar negri.

Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura. Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera.



Kerajaan Indragiri
Kerajaan Indragiri terletak di Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Kerajaan Indragiri berdiri sejak tahun 1298, kerajaan ini didirikan  oleh Raja Kecik Mambang atau Raja Merlang. Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan bercorak islam pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Beberapa raja yang pernah memerintah Indragiri adalah sebagai berikut.
  1. 1298-1337:  Raja Kecik Mambang alias Raja Merlang I.
  2. 1337-1400:  Raja Iskandar alias Nara Singa I.
  3. 1400-1473:  Raja Merlang II bergelar Sultan Jamalluddin Inayatsya.
  4. 1473-1532:  Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan NaraSinga II bergelar Zirullah Fil Alam.
  5. 1532-1557:  Sultan Usulluddin Hasansyah.
  6. 1557-1599:  Raja Ahmad bergelar Sultan Mohamadsyah.
  7. 1559-1658:  Raja Jamalluddin bergelar Sultan Jammalludin Keramatsyah.
  8. 1658-1669:  Sultan Jamalluddin Suleimansyah.
  9. 1669-1676:  Sultan Jamalluddin Mudoyatsyah.
  10. 1676-1687:  Sultan Usulluddin Ahmadsyah.
  11. 1687-1700:  Sultan Abdul Jalilsyah.
  12. 1700-1704:  Sultan Mansyursyah.
  13. 1704-1707:  Sultan Modamadsyah.
  14. 1707-1715:  Sultan Musafarsyah.
  15. 1715-1735:  Raja Ali bergelar Sultan Zainal Abidin
  16. 1735-1765:  Raja Hasan bergelar Sultan Salehuddin Keramatsyah.
  17. 1765-1784:  Raja Kecik Besar bergelar Sultan Sunan.
  18. 1784-1815:  Sultan Ibrahim. 
  19. 1815-1827:  Raja Mun bergelar Sultan Mun Bungsu. 
  20. 1827-1838:  Raja Umar bergelar Sultan Berjanggut Keramat Gangsal.
  21. 1838-1876:  Raja Said bergelar Sultan Said Modoyatsyah.
  22. 1876:  Raja Ismail bergelar Sultan Ismailsyah. 
  23. 1877-1883:  Tengku Husin alias Tengku Bujang bergelar Sultan Husinsyah.
  24. 1887-1902:  Tengku Isa bergelar Sultan Isa Mudoyatsyah.
  25. 1902-1912:  Raja Uwok. Sebagai Raja Muda Indragiri.
  26. 1912-1963:  Tengku Mahmud bergelar Sultan Mahmudsyah.
Kerajaan Kampar
Kesultanan Pelalawan atau Kerajaan Pelalawan (1725 M-1946 M) yang sekarang terletak di Kabupaten Pelalawan, Riau. Periode pemerintahan di Pelalawan dibagi menjadi dua: periode pra Islam dan pasca Islam. Pada era pra Islam, kerajaan ini masih bernama Pekantua. Sementara pada era Islam, ada tiga kali pergantian nama, dari Pekantua Kampar, kemudianTanjung Negeri, dan terakhir Pelalawan. Kerajaan ini eksis dari tahun 1380 hingga 1946.

Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansur Syah (1459-1477 M) menyerang Kerajaan Pekantua, dan kerajaan Pekantua dapat dikalahkan. Kemudian Sultan mengangkat Munawar Syah sebagai Raja Pekantua. Pada upacara penebalan, diumumkan bahwa kerajaan Pekantua berubah menjadi "kerajaan Pekantuan Kampar"

Ketika kerajaaan Johor dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Syah (cucu Sultan Alauddin Syah II, Raja Kampar), Tun Megat di Kerajaan Pekantua Kampar meminta salah seorang keturunan Sultan Alauddin Riayat Syah II kembali ke Pekantua Kampar untuk menjadi raja. Sekitar tahun 1590 M, Raja Abdurrahman dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar dengan gelar "Maharaja Dinda" (1590-1630 M). selanjutnya beliau memindahkan pusat kerajaan Pekantua Kampar dari Pekantua ke Bandar Tolam.

Setelah mangkat, Maharaja Dinda digantikan oleh puteranya Maharaja Lela I, yang bergelar Maharaja Lela Utama (1630-1650 M).  Tak lama kemudian beliau pun mangkat, dan digantikan oleh puteranya Maharaja Lela Bangsawan (1650-1675 M),  selanjutnya digantikan puteranya Maharaja Lela Utama (1675-1686 M). Pada masa pemerintahan Maharaja Lela Utama, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Sungai Nilo. Kerajaan ini dinamakan Kerajaan Tanjung Negeri. Setelah beliau mangkat digantikan Maharaja Wangsa Jaya.

Ketika Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691 M) mangkat digantiakn oleh puteranya Maharaja Muda Lela (1691-1720 M), yang kemudian digantikan oleh puteranya Maharaja Dinda II (1720-1750 M). Pada masa maharaja Dinda II sekitar tahun 1725 M terjadi pemidahan pusat kerajaan Pekantua Kampar ke Sungai Rasau, salah satu anak sungai Kampar,dan nama kerajaan "Pekantua Kampar" diganti menjadi kerajaan "Pelalawan". setelah beliau mangkat, digantikan puteranya Maharaja Lela Bungsu (1750-1775 M), yang berhasil membuat hubungan dagang dengan daerah sekitarnya.

Kemudian kerajaan tersebut tunduk kepada Kerajaan Siak, dan pada 4 Februari 1879 dengan terjadinya perjanjian pengakuannya Kampar berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Kerajaan Indragiri sebelum 1641 yang berada di bawah Kemaharajaan Malayu berhubungan erat dengan Portugis, tetapi setelah Malaka diduduki VOC, mulailah berhubungan dengan VOC yang mendirikan kantor dagangnya di Indragiri berdasarkan perjanjian 28 Oktober 1664.

Berikut ini urutan penguasa di Pelalawan, sejak era Islam:
Kerajaan Pekantua Kampar (1505-1675)
  1. Munawar Syah (1505-1511)
  2. Raja Abdullah (1511-1515)
  3. Sultan Mahmud Syah I (1526-1528 )
  4. Raja Ali/Sultan Alauddin Riayat Syah II (1528-1530)
  5. Tun Perkasa/ Raja Muda Tun Perkasa (1530-1551)
  6. Tun Hitam (1551-1575)
  7. Tun Megat (1575-1590)
  8. Raja Abdurrahman/Maharaja Dinda (1590-1630)
  9. Maharaja Lela I/Maharaja Lela Utama (1630-1650)
  10. Maharaja Lela Bangsawan (1650-1675 ).

Kerajaan Tanjung Negeri (1675-1725)
  1. Maharaja Lela Utama (1675-1686)
  2. Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691)
  3. Maharaja Muda Lela (1691-1720)
  4. Maharaja Dinda II (1720-1725).

Kerajaan Pelalawan (1725-1946)
  1. Maharaja Dinda II/Maharaja Dinda Perkasa/Maharaja Lela Dipati (1725-1750)
  2. Maharaja Lela Bungsu (1750-1775)
  3. Maharaja Lela II (1775-1798)
  4. Sayid Abdurrahman/Syarif Abdurrahman Fakhruddin (1798-1822)
  5. Syarif Hasyim (1822-1828)
  6. Syarif Ismail (1828-1844)
  7. Syarif Hamid (1844-1866)
  8. Syarif Jafar (1866-1872)
  9. Syarif Abubakar (1872-1886)
  10. Tengku Sontol Said Ali (1886-1892 )
  11. Syarif Hasyim II (1892-1930)
  12. Tengku Sayid Osman/Pemangku Sultan (1930-1940)
  13. Syarif Harun/Tengku Sayid Harun (1940-1946).

Pada masa Pemerintahan Sultan Syarif Harun (1940-1946), adalah masa pemerintahan yang paling sulit di Kerajaan Pelalawan. Demi menjaga kemakmuran rakyat Pelalawan, pada tahun 1946 Sultan Syarif Harun mendarma baktikan Pelalawan kepada Pemerintah Indonesia.
 

MATERI PELAJARAN SMK KELAS 10,11,12 DAN MATERI PERKULIAHAN Template by Ipietoon Cute Blog Design