Wednesday, March 29, 2017

PROSES DAKWAH SECARA TERANG TERANGAN

DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Guru bidang : Pak Rohmat
Mapel : Agama

Proses Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam-diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan terang-terangan  sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat asy-syu’ara’: 214. Berdasarkan ayat Allah tersebut Nabi Muhammad mengajak kaum keluarganya, Bani Hasyim untuk masuk Islam, akan tetapi mereka tidak menghiraukannya, bahkan pamannya Abu Lahab mencemooh Nabi Muhammad sehingga turunlah surat al-Lahab. Kemudian Rasulullah mengajak kaum Quraish untuk mengesakan Tuhan tiada sekutu bagi-Nya, berdasarkan ayat yang turun dalam surat al-Hijr: 94 mereka pun ada yang masuk Islam tetapi banyak pula yang menentanngnya.[2]
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang pluralistik, dari golongan bangsawan sampai golongan budak serta pendatang kota Mekah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini, beliau mengambil bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk Mekkah lalu kemudian penduduk negeri yang lain. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya dua belasan orang semakin hari semakin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tidak punya.
Dalam mensyiarkan Islam, Nabi melakukannya dengan strategi yang disesuaikan dengan peradaban dan cara berfikir bangsa Arab, yaitu:[3]
a.       Nabi memperkenalkan tauhid kepada Allah sebagai pondasi kehidupan dalam arti yang menyeluruh. Ajaran tauhid ini tidaklah sebagai konsep dan sebatas bidang pengetahuan saja, tetapi tauhid yang fungsional dan terapan. Dalam arti, setelah seseorang beriman kepada Allah, maka sekaligus sikap keimanan tersebut diaplikasikan dalam bentuk kehidupan sehari-hari dan perjuangan membela agama Allah.
b.      Nabi menggunakan strategi pentahapan yang jelas. Dimulai dari dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar yang mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan dalam membantu dakwah. Seperti Beliau mengajak Ali putra pamannya, melibatkan Abu bakar sebagai mertua, mengawini Khadijah yang setia dan kaya, serta Umar sebagai pemimpin Quraish yang sangat disegani. Tahapan itu juga terlihat dalam bagaimana Beliau meyakinkan orang-orang secara sembunyi-sembunyi (bi al-sirr), kemudian secara terang-terangan (bi al-jahr) setelah keadaan dianggap memungkinkan untuk itu. Pentahapan itu juga dapat dilihat pada usaha-usaha beliau memba’iat mereka yang ingin bergabung dengan beliau, seperti tahapan perjanjian ‘Aqabah I yang diikuti oleh 12 orang dari Madinah, serta perjanjian ‘Aqabah II yang diikuti oleh 73 orang dari kota yang sama. Sehingga, dari pengikut yang sedikit tetapi kuat itu berkembang menjadi banyak seperti mata rantai.
c.       Nabi mendayagunakan berbagai macam sumber potensi sahabat secara efektif. Sahabat yang mempunyai kekayaan lebih seperti Khadijah, Abu Bakar dan Utsman untuk mendanai dakwah. Mereka yang mempunyai pengaruh besar di kalangan Quraish seperti Umar bin Khattab dan Hamzah yang muslim, serta Abdul Munthalib dan Abu Thalib yang non-muslim, menyiapkan diri untuk menjadi perisai Nabi dari serangan musuh-musuh besarnya. Sebagian para sahabat yang mempunyai kelebihan intelektualitas seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan Zaid bin Tsabit berkhidmat dalam pengembangan ilmu-ilmu agama (tafsir), serta Abu Hurairah menekuni periwayatan hadits-hadits Nabi. Meskipun demikian, mereka juga bersatu mengangkat senjata bersama Nabi manakala keadaan memaksanya, sebagaimana mereka ikut berhijrah ketika hal itu menjadi keputusan Nabi melalui musyawarah.[4]

PROSES DAKWAH RASUL SECARA DIAM-DIAM

DAKWAH SECARA DIAM DIAM
Guru bidang : Pak Rohmat
Mapel : Agama

 Proses dakwah secara diam-diam
Mula-mula Nabi Muhammad mengajarkan Islam atau berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau hanya mengajarkan ke-Tauhidan kepada anggota keluarga dan kerabat terdekat. Namun tidak banyak diantara kerabat beliau yang  menerima ajakan Nabi. Abu Thalib, paman beliau pun menyatakan tidak sanggup meninggalkan agama nenek moyang mereka, yakni menyembah berhala. Akan tetapi Abu Thalib tidak pernah menghalangi Rasulullah dalam mengajarkan Islam, bahkan beliau pun mengecam keras orang-orang yang menjadi penghambat dakwah Nabi.
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah. Kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar dan lain-lain. Pada proses ini, tidak lebih dari 12 orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Mereka terkenal dengan julukan assa>biqu>n al-Awwalu>n[1] (orang-orang yang pertama kali masuk Islam), mereka adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar as-Shiddiq, Zaid, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bi Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya di jadikan sebagai tempat berdakwah.

MATERI TRIGONOMETRI

TRIGONOMETRI
Guru Bidang : Ibu Tati Hendriani
Mapel : Matematika
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Dasar dari Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama. Pada geometri Euclid, jika masing-masing sudut pada dua segitiga memiliki besar yang sama, maka kedua segitiga itu pasti sebangun.[1] Hal ini adalah dasar untuk perbandingan trigonometri sudut lancip. Konsep ini lalu dikembangkan lagi untuk sudut-sudut non lancip (lebih dari 90 derajat dan kurang dari nol derajat).
TrigonometryTriangle.svg





trigonometri1









SINUS
Sinus (lambang: sin; bahasa Inggris: sine) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90 derajat). Seperti telah dinyatakan dalam fungsi dasar diatas. Nilai sinus positif di kuadran I dan II dan negatif di kuadran III dan IV.
sinus










COSINUS
Kosinus atau cosinus (simbol: cos; bahasa Inggris: cosine) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang terletak di sudut dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90 derajat). Seperti yang telah dinyatakan dalam fungsi dasar diatas. Nilai kosinus positif di kuadran I dan IV dan negatif di kuadran II dan III.
kosinus










TANGEN
Tangen (lambang tg, tan; bahasa Belanda: tangens; bahasa Inggris: tangent) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi segitiga yang terletak di sudut (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90 derajat). Nilai tangen positif di kuadran I dan III dan negatif di kuadran II dan IV.
tangen





trigonometri2




trigonometri3







trigonometri4








MATERI HUKUM HOOKE

HUKUM HOOKE
Guru bidang : Ibu Yuni Lestari
Mapel : Fisika

A. PENGERTIAN HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS
Hukum Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling berkaitan. Untuk memahami arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan istilah tersebut dengan benda-benda yang terbuat dari karet, meskipun pada dasarnya tidak semua benda dengan bahan dasar karet bersifat elastis. Kita ambil dua contoh karet gelang dan peren karet. Jika karet gelang tersebut ditarik, maka panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu. Kemudian, apabila  tarikan dilepaskan panjang  karet gelang akan kembali  seperti semula. Berbeda halnya dengan permen karet, Jika ditarik panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu tapi apabila tarikan dilepaskan panjang permen karet tidak akan kembali  seperti semula. Hal ini dapat terjadi karena karet gelang  bersifat elastis sedangkan permen karet bersifat plastis. Namun, apabila karet gelang ditarik terus menerus adakalanya bentuk kareng gelang tidak kembali seperti semula yang artinya sifat elastisnya telah hilang. Sehingga diperlu tingkat kejelian yang tinggi untuk menggolongkan mana benda yang bersifat elastis dan plastis.

 Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awal setelah gaya pada benda tersebut dihilangkan. Keadaan dimana suatu benda tidak dapat lagi kembali ke bentuk semula akibat gaya yang diberikan terhadap benda terlalu besar disebut sebagai batas elastis. Sedangkan hukum Hooke merupakan gagasan yang diperkenalkan oleh Robert Hooke yang menyelidiki hubungan antar gaya yang bekerja pada  sebuah pegas/benda elastis lainnya agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk semua atau tidak melampaui batas elastisitasnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji jumlah gaya maksimum yang dapat diberikan pada sebuah benda yang sifatnya elastis (seringnya pegas)  agar tidak melwati batas elastisnya dan menghilangkan sifat elastis benda tersebut.

B. KONSEP HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS
Bunyi Hukum Hooke ialah “Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui batas elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus/sebanding dengan gaya tariknya”.
Jika gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas, maka benda tidak dapat kembali ke bentuk semula dan apabila gaya yang diberikan jumlahnya terus bertambah maka benda dapat rusak. Dengan kata lain, hukum Hooke hanya  berlaku  hingga batas  elastisitas.

Dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep hukum Hooke ini menjelaskan mengenai hubungan antara gaya yang diberikan pada sebuah pegas ditinjau dari pertambahan panjang yang dialami oleh pegas tersebut. Besarnya perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas adalah konstan. Fenomena ini dapat lebih mudah dipahami dengan memperhatikan gambar grafik berikut ini.

Gambar 1, menjelaskan bahwasanya jika  pegas  ditarik  ke  kanan  maka  pegas  akan  meregang  dan  bertambah  panjang. Jika  gaya  tarik yang diberikan pada pegas tidak terlalu besar, maka pertambahan panjang pegas sebanding dengan besarnya gaya tarik. Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar pertambahan panjang pegas.
Pada Gambar 2, digambarkan bahwa kemiringan grafik sama besar yang menunjukkan perbandingan besar gaya tarik terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan. Hal ini menggambarkan sifat kekakuan dari sebuah pegas yang dikenal sebagai ketetapan pegas.  Secara  matematis  hukum  Hooke  dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
F   = Gaya luar yang diberikan (N)
k   =  Konstanta pegas (N/m)
Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)
 

MATERI PELAJARAN SMK KELAS 10,11,12 DAN MATERI PERKULIAHAN Template by Ipietoon Cute Blog Design