Thursday, May 11, 2017

MATERI MUSIKALISASI PUISI



Musikalisasi Puisi 
 adalah pembacaan puisi dengan iringan musik atau pemberian titinada atau tangga nada pada baris-baris puisi sehingga puisi tersebut dapat dinyanyikan.
Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Para Ahli ialah sebagai berikut:
  1. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Lukman Hakim ialah upaya untuk menonjolkan unsur musikal, sehingga sebagai karya sastra bebentuk puisi dapat lebih jelas lagi di depan khalayaknya, unsur musikal merupakan jembatan bagi khalayak untuk berhubungan dengan sajak.
  2. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Dedi  S. Putra dalam Fredie ialah ungkapan musikal, instrument, melodi, dan nyayian ucapan. yang memiliki nuansa makna kata ekplisit dan implisit. Penghayatan menjadikan puisi mendapat kemampuan ekstra untuk berkomunikasi karena pencarian yang diciptakan.
  3. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Andrie S. Putra ialah bahwa musikalsasi puisi adalah satu bentuk ekpresi sastra, puisi dengan melibatkan beberapa unsur seni, seperti irama, bunyi, musik, gerak, dan tari.
  4. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Antilan Purba ialah bahwa musikalisasi puisi mengubah puisi menjadi lagu.
  5. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Brani Nasution bahwa musikalisasi puisi adalah memusikan atau mengubah citra puitik menjadi musikal dari sebuah puisi.
  6. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Agus S. Sarjono bahwa musikalisasi puisi adalah mengubah musiklaitas pada puisi menjadi lebih tersa, menjadi suatu musik yang bisa didengar.
  7. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Fikar W. Eda bahwa Musikalisasi puisimerupakan salah satu bentuk ekpresi yang lain, yakni menggunakan unsur-unsur bunyi yang lebih kuat untuk mengekpresikan puisi. Kalau selama ini puisi dibaca secara oral, musikalisasi puisi ini merupakan salah satu bentuk ekpresi yang lain, yang disampaikan dengan menggunakan medium musik atau instrumen musikalisasi adalah adalah salah satu bentuk ekpresi alternative yang sangat bagus untuk memahami karya sastra.
  8. Pengertian Musikalisasai Puisi Menurut Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa musikalisasi puisi adalah hal untuk menjadikan agar bersifat musik.

Tidak sedikit syair lagu yang bentuk serta isinya berupa puisi. Syair lagu itu jika dibacakan atau dideklamasikan akan terasa sekali bahwa di dalamnya mengandung makna yang dalam dan tajam dengan kata-kata penuh kias dan padat isinya.

Sebaliknya karya sastra yang berupa puisi dapat dinyanyikan seperti lagu dengan menciptakan sebuah aransmen untuk sebuah puisi.

Sekarang ini sudah cukup banyak puisi-puisi terkenal karya sastrwan kita yang sudah dimusikalisasi atau dibuat lagunya.


Cara Membuat Musikalisasi Puisi
Banyak puisi yang dapat dilagukan. Tidak sedikit juga lagu yang syairnya sangat puitis. Puisi dapat diekspresikan dalam bentuk lagu disertai dengan iringan musik.
Iringan musik tidak harus menggunakan alat musik yang canggih. Iringan dapat menggunakan alat musik seadanya misalnya tepukan tangan, ketukan meja, atau alat sederhana yang lain dapat.
Pengekpresian puisi dengan musik atau lagu seperti itu disebut musikalisasi puisi. Aransemen lagu dalam puisi yang akan dimusikalisasi harus disesuaikan dengan tema atau pesan yang terkandung dalam isi puisi.
Antara tema, pesan, dan isi puisi dengan irama musiknya harus selaras. Puisi yang bertema perjuangan penuh semngat dapat dinyanyikan dengan irama mars. Puisi yang isinya khidmat atau khusyuk dapat dinyanikan dengan irama slow.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi antara lain:
1. Penghayatan, yaitu pemahaman isi puisi yang akan dimusikalisasi.
2. Vokal, yang meliputi kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, ketahanan.


3. Penampilan, yakni dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak dibuatbuat, sesuai dengan penghayatan isi puisi yang dibawakan.

metode musikalisasi puisi

Tentu tidak semua guru bahasa Indonesia dapat menerapkan metode ini karena tidak semua guru bahasa bisa menyanyi apalagi mengajarkanya kepada siswa siswa. Cara paling mudah adalah mendengarkan hasil rekaman yang berisi puisi-puisi yang sesuai untuk diajarkan di jenjang pendidikan tertentu. Puisi-puisi Taufiq Ismail dan Wing Kardjo yang penulis sebutkan di atas sesuai untuk usia SMP dan SMA dengan pertimbangan bahwa puisi tersebut mudah untuk dipahami maknanya. Hasil rekaman berbentuk kaset sudah lama dikenal orang. Cara kedua yakni dengan melibatkan guru kesenian yang ada untuk mengajarkan bagaimana mengajarkan membaca notasi dan melagukannya. Tahap pemaknaan tetap dilakukan oleh guru bahasa bersangkutan. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau atauAku (Semangat) karya Chairil Anwar sudah digubah dalam bentuk lagu oleh FX. Soetopo dan RAJ. Soedjasmin. Kedua puisi tersebut, menurut Situmorang sesuai diajarkan untuk tingkat SMU.
Untuk mendukung penerapa teknik musikalisasi puisi perlu sedikit penguasaan unsur-unsur musik secara umum. Unsur-unsur musik yang dimaksud adalah : nada, melodi, irama, harmoni, serta unsur pendukung lain seperti ekspresi, dinamika, serta bentuk lagu.
1. Nada
Nada merupakan bagian terkecil dari lagu. Nada (tone) dalam pengertian musik adalah suara yang mempunyai getaran tertentu dan mempunyai ketinggian tertentu. Nada dalam tangga nada diatonis mempunyai jarak interval tertentu juga. Dalam kegiatan musikalisasi puisi nada merupakan unsur dasar.
2. Melodi
Nada-nada (tone) di atas akan bermakna jika disusun secara horizontal dengan lompatan-lompatan (interval) tertentu. Nada-nada yang disusun secara horizontal dengan lompatan (interval) tertentu itu dinamakan melodi. Melodi inilah yang kemudian menjadi kalimat lagu dan terdiri dari frase-frase serta tema tertentu. Deretan melodi kemudian menjadi lagu.
3. Irama
Irama menentukan bentuk lagu. Irama di dalam musikalisasi puisi menjadi sangat penting untuk memberi jiwa dari puisi yang diapresiasi. Puisi yang bersemangat seperti “Aku”-nya Chairil Anwar menjadi lebih bermakna dengan penggunaan birama 4/4 dengan tempo sedang serta perubahan tempo accelerando (dipercepat) dan rittardando (diperlambat). Birama (sukat) adalah (angka pecahan : 2/4, ¾, 4/4, 6/8, 9/8) yang merupakan petunjuk akan jiwa lagu. Puisi-puisi baladis Ebiet G Ade kebanyakan menggunakan birama 4/4, sedangkan puisi-puisi religius Taufiq Ismail digubah Bimbo dengan birama ¾. Meskipun birama ¾ kebanyakan digunakan untuk lagu-lagu walz, tetapi ternyata serasi dengan puisi religius dengan orkestrasi versi Bimbo.
4. Tangga nada
Penggunaan tangga nada berpengaruh besar terhadap penjiwaan puisi. Di dalam musik tangga nada diatonis (terdiri 7 nada pokok dan 5 nada sisipan) merupakan tangga nada yang banyak dipakai dalam musikalisasi puisi, sedangkan tangga nada pentatonic lebih banyak dipakai dalam seni musik tradisional jawa (karawita) seperti macapatan. Penggunaan tangganada minor dipakai untuk puisi-puisi atau lagu yang berjiwa melankolis, sendu, sedih, duka, pesimistis. Sajak “Cintaku Jauh Di Pulau”-nya Chairil Anwar sangat sesuai dengan tangga nada minor, sedangkan “Semangat”-nya Chairil Anwar lebih gagah dengan menerapkan tangga nada mayor yang lebih dekat dengan jiwa optimis, gagah, berani, riang, gembira.
Lagu-lagu yang menggunakan tangga nada mayor memang kebanyakan bersemangat, optimistis, dan riang, sedangkan penggunaan tangga nada minor lazimnya digunakan untuk lirik-lirik yang melankolis, pesimistis, duka, lara. Dalam seni musik, tangga nada mayor dan minor kadang-kadang digunakan dalam satu lagu. Lagu “Sepasang Mata Bola”, ciptaan Ismail Marzuki merupakan salah satu contoh penggunaan tangga nada minor. Awal lagu itu menggunakan tangga nada minor sesuai dengan lirik bait 1 dan 2, sedangkan pada bait refrain (bait yang sering diulangi) menggunakan tangga nada mayor.
Tangga nada pentatonic (5 nada pokok) kebanyakan digunakan dalam seni musik tradisional (seni karawitan). Namun demikian tangga nada ini juga sering mewarnai penggunaan tangga nada diatonis minor, terutama laras pelog yang memang bias disejajarkan dengan tangga nada diatonis.
5. Tempo
Tempo menentukan karakter lagu. Tempo secara umum adalah sesuatu yang berhubungan dengan cepat lambatnya lagu dinyanyikan (musik dimainkan). Dalam permainan musik, tempo dinyatakan dengan tanda yang merupakan rambu-rambu yang harus ditepati dalam menyanyikan lagu. Pengelompokan tempo terdiri dari golongan tempo cepat, tempo sedang, tempo lambat, serta perubahannya. Kecepatan lagu diukur dengan alat pengukur yang disebut Metronome buatan Maelzel. Metronome ini yang akan memberikan petunjuk seberapa cepat dan seberapa lambat lagu dinyanyikan.
6. Tempo lambat
Lento = lambat
Adagio = lambat sedang
Largo = lambat sekali
7. Tempo sedang
Andante =seperti orang berjalan
Moderato =sedang
8. Tempo cepat
Allegro = cepat
Allegretto =agak cepat
Presto = sangat cepat.
9. Tempo perubahan
Rittenuto (ritt) =dipercepat
Accelerando (accel) =diperlambat
A tempo (tempo primo) =kembali ke tempo semula.
6. Dinamik
Kadangkala suatub lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras,kembali melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir (ending). Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di dalam musik, keras lembutnya lagu ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik, sedangkan tanda-tandanya disebut tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda (signal). Rambu-rambu dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan perubahan keras-lembut.
Sekadar gambaran, secara garis besar dinamik dibagi menjadi 2 bagian yakni :
a. Tanda dinamik keras :
f = forte, berarti keras
ff = fortissimo, berarti sangat keras
fff = fortissimo assai, berarti sekeras-kerasnya
mf = mezzoforte, setengah keras.
Keterangan : batas antara forte dan fortissimo, serta fortissimo assai relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.
b. Tanda dinamik lembut :
p = piano, berarti lembut
pp = pianissimo, berarti sangat lembut
ppp = pianissimo possible, berarti selembut-lembutnya
mp = mezzopiano, setengah lembut.
Keterangan : batas antara piano dan pianissimo, serta pianissimo possible relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.
c. Perubahan dinamik :
Perubahan dinamik dibimbing dengan penggunaan tanda (signal) atau istilah pada bagian lagu yang memerlukan perubahan. Tanda-tanda tersebut antara lain :
< : crescendo, berarti menjadi keras
> : decrescendo, berarti menjadi lembut
<> : meza di voce, berarti menjadi keras kemudian kembalimenjadi lembut dalam satu frase,
7. Ekspresi
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran musik, ekspresi selain timbul secara alamiah dari seorang penyanyi (internal), juga dapat dituntun dengan tanda (signal) berupa istilah, ungkapan dalam bahasa asing. Istilah ekspresi itu lazimnya ditulis pada bagian awal lagu setelah tanda birama (sukat), tetapi kadangkala juga ditulis di bagian tengah lagu yang memerlukan perubahan ekspresi. Lagu “Cintaku Jauh Di Pulau”, karya Chairil Anwar, digubah ke dalam lagu oleh F.X. Soetopo dengan membubuhkan tanda ekspresi Andante Con Expresivo, yang merupakan gabungan dari tanda tempo Andante, berarti pelan, dan Con Expresivo, berarti dengan penuh ekspresi. Tentu saja setiap lagu mempunyai ekspresi berbeda tergantung isi/tema puisi/liriknya.
8. Harmoni
Harmoni menjadi sangat dibutuhkan ketika musikalisasi puisi sudah sampai pada tahap orkestrasi yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Pada tahap ini peran iringan adalah memadukan unsur melodi, ritme, tempo, dinamik, serta ekspresi lagu. Harmoni selalu dikaitkan dengankeselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara unsur yang satu dengan lainnya. Di dalam musik, harmoni juga berarti keselarasan antara unsur-unsur musik. Pada seni musik karawitan Jawa, harmoni sering dikaitkan dengan istilah ‘nges’, yaitu rasa musikal yang memadukan antarunsur, sedangkan dalam musik umum, selain ‘nges’, harmoni juga berarti keterpaduan antara nada satu dengan nada yang lain.
Pengertian praktis dan sederhana, harmoni dalam musik diatonis adalah dua nada atau lebih (dwinada, trinada) pada tangga nada diatonis dibunyikan secara bersamaan yang menghasilkan perpaduan nada yang harmonis. Perkembangan berikutnya, gabungan nada-nada tersebut dikelompokkan menjadi tingkata-tingkatan akor (harmoni) yang kelak akan sangat memberi dukungan pada penyajian lagu.
Pada praktik penyajian musikalisasi puisi, peran harmoni ini ditumpukan kepada instrumen harmonis, seperti (yang paling ringan) adalah gitar. Gitar merupakan alat paling sederhana dan relatif mudah dalam membentuk harmoni dalam musikalisasi puisi. Pada tingkat yang lebih sulit dan relatif mahal, peran gitar biasanya digantikan oleh piano, harpa, atau ansambel, bahkan orkes besar seperti simponi. Rambu-rambu harmoni pada tulisan musik (partitur) biasanya sudah ditulis oleh penyusun komposisi, namun dalam musikalisasi puisi, rambu-rambu itu bukan harga mati, artinya pelaku musikalisasi puisi dapat membuat variasi hiasan (ornamentasi) musikal sejauh masih dalam batas wajar dan enak dinikmati dari segi audio.
Penggunaan harmoni manual pada piano untuk musikalisasi puisi sering kita dengarkan pada penyajian lagu-lagu seriosa Indonesia seperti festival pemilihan bintang radio dan televisi tahun-tahun 80-an, sedangkan Bimbo, Ulli Sigar Rusady, Ebiet G Ade, banyak menggunakan gitar dan orkestrasi.
9. Bentuk Lagu
Bentuk lagu yang dimaksud adalah komposisi lagu secara tertulis/tekstual. Bentuk lagu akan tergantung kepada tipografi lirik yang diikutinya. Kalimat lagu akan disesuaikan dengan struktur pembaitan puisi yang dimusikkan. Puisi lama seperti pantun, seloka, gurindam yang mempunyai struktur pembaitan baku akan lebih mudah untuk dibentuk kalimat lagu, namun bukan berarti puisi baru dengan tipografi yang tidak jelas pembaitannya tidak bias dibuat lagu. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bacri bahkan bias dibuat komposisi musik.
Pada sajak “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar, pembaitannya cukup membantu untuk dibuat komposisi lagu. Struktur kalimat lagu menjadi mudah dipolakan. Sedangkan sajak “Semangat”, yang kemudian diubah menjadi “Aku” oleh pengarangnya sendiri Chairil Anwar begitu sulit memolakan pembaitan musik, namun demikian R.A.J.Soedjasmin, penggubah lagu untuk sajak tersebut begitu manis dan rapi menyusun kalimat lagunya sehingga sajak tersebut menjadi lebih bermakna ketika dinyanyikan.

Pengertian trigatra dan pancagatra serta aspek-aspek yang ada didalamnya

PENGERTIAN TRIGATRA, PANCAGATRA DAN ASPEK ASPEK NYA

Trigatra
Trigatra adalah aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat pada negara itu dan tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap negara. Trigatra mengandung unsur-unsur alamiah yang bersifat relatif tetap atau statis.

Aspek-aspek trigatra meliputi :
  1. Geografi
  2. Kekayaan alam
  3. Kependudukan

Geografi
Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan bumi yang dapat dibedakan antara hasil proses alam dan hasil ulah manusia, dan memberikan gambaran tentang karakteristik wilayah kedalam maupun keluar.

Kekayaan alam
Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di bumi, dilaut, dan di udara dalam wilayah suatu negara.

Kependudukan
Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Manusia adalah faktor penentu apa yang dilakukan atau tidak dilakukan disuatu negara.

Pancagatra
Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu.
Aspek-aspek pancagatra meliputi :
  1. Ideologi
  2. Politik
  3. Ekonomi
  4. Sosial budaya
  5. Pertahanan keamanan
Ideologi
Ideologi adalah serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran atau doktrin yang dijadikan dasar serta member arah dan tujuan yang ingin dicapai di dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan oleh kekuasaan karena itu masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada di tangan pemerintah.Pemerintah akan menentukan sistem politik yang tepat untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya.
Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga Negara.

Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu Negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya masyarakatnya.
Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan (Hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata TNI/POLRI sebagai intinya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara serta hasil perjuangannya. Pertahanan keamanan adalah merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan Negara serta hasil perjuangannya.

AMALAN MALAM NISFU SYA'BAN


AMALAN MALAM NISFU SYA'BAN

Malam nisfu Sya’ban (malam 15 Sya’ban) adalah malam mulia menurut sebagian kalangan. Sehingga mereka pun mengkhususkan amalan-amalan tertentu pada bulan tersebut. Benarkah pada malam nisfu Sya’ban punya keistimewaan dari bulan lainnya?

Bulan Sya’ban Secara Umum adalah Bulan Mulia

Bulan Sya’ban adalah bulan mulia yang terletak sebelum bulan suci Ramadhan. Di antara keistimewaannya, bulan tersebut adalah waktu dinaikkan amalan.
Mengenai bulan Sya’ban, ada hadits dari Usamah bin Zaid. Ia pernah menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia tidak pernah melihat beliau melakukan puasa yang lebih semangat daripada puasa Sya’ban. Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Bulan Sya’ban –bulan antara Rajab dan Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Setiap pekannya, amalan seseorang juga diangkat yaitu pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِى كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ اتْرُكُوا – أَوِ ارْكُوا – هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا
Amalan manusia dihadapkan pada setiap pekannya dua kali yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Setiap hamba yang beriman akan diampuni kecuali hamba yang punya permusuhan dengan sesama. Lalu dikatakan, ‘Tinggalkan mereka sampai keduanya berdamai’.” (HR. Muslim no. 2565)

Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban

Ada hadits yang menyatakan keutamaan malam nisfu Sya’ban bahwa di malam tersebut akan ada banyak pengampunan terhadap dosa.
Di antaranya hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”
Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”
Hadits lainnya lagi adalah hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ
Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”
Al Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh, namun haditsnya masih dicatat).” Berarti hadits ini bermasalah.
Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, beliau mengatakan, “Hadits-hadits tersebut dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan malam nisfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits yang menjelaskan keutamaan malam nisfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai statusnya. Kebanyakan ulama mendhaifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan dalam kitab shahihnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 245).
Intinya, penilaian kebanyakan ulama (baca: jumhur ulama), keutamaan malam nisfu Sya’ban dinilai dha’if. Namun sebagian ulama menshahihkannya.

Amalan di Malam Nisfu Sya’ban

Taruhlah hadits keutamaan malam nisfu Sya’ban itu shahih, bukan berarti dikhususkan amalan khusus pada malam tersebut seperti kumpul-kumpul di malam nisfu Sya’ban dengan shalat jama’ah atau membaca Yasin atau do’a bersama atau dengan amalan khusus lainnya.
Karena mengkhususkan amalan seperti itu harus dengan dalil. Kalau tidak ada dalil, berarti amalan tersebut mengada-ada.
Walau sebagian ulama ada yang menganjurkan shalat di malam nisfu Sya’ban. Namun shalat tersebut cukup dilakukan seorang diri.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”
Ibnu Taimiyah ketika ditanya mengenai shalat Nisfu Sya’ban, beliau rahimahullah menjawab, “Jika seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan shalat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini jelas suatu perkara bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 131)
Ibnu Taimiyah juga mengatakan, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut.Jika seseorang melakukan shalat seorang diri ketika itu, maka ini telah ada contohnya di masa lalu dari beberapa ulama salaf. Inilah dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132)

Malam Nisfu Sya’ban sama dengan Malam Lainnya

Kalau kita biasa shalat tahajud di luar nisfu Sya’ban, nilainya tetap sama dengan shalat tahajud di malam nisfu Sya’ban.
‘Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah pernah ditanya mengenai turunnya Allah pada malam Nisfu Sya’ban, lantas beliau pun memberi jawaban pada si penanya, “Wahai orang yang lemah! Yang engkau maksudkan adalah malam nisfu Sya’ban?! Perlu engkau tahu bahwa Allah itu turun di setiap malam (bukan pada malam nisfu Sya’ban saja, -pen).” Dikeluarkan oleh Abu ‘Utsman Ash Shobuni dalam I’tiqod Ahlis Sunnah (92).
Al ‘Aqili rahimahullah mengatakan, “Mengenai turunnya Allah pada malam nisfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya itu layyin (menuai kritikan). Adapun riwayat yang menerangkan bahwa Allah akan turun setiap malam, itu terdapat dalam berbagai hadits yang shahih. Ketahuilah bahwa malam nisfu Sya’ban itu sudah termasuk pada keumuman hadits semacam itu, insya Allah.” Disebutkan dalam Adh Dhu’afa’ (3/29). (Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab, no. 49678)

Cukup Perbanyak Amalan Puasa di Bulan Sya’ban

Kalau mau meraih kebaikan, bisa diraih dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Yang Punya Utang Puasa Ramadhan Segera Lunasi

Bagi yang punya utang puasa Ramadhan, segeralah dilunasi karena bulan Sya’ban adalah bulan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)

Perbanyak Pula Amalan Bacaan Al-Qur’an di Bulan Sya’ban

Salamah bin Kahil berkata,
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”
وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ
‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.
Abu Bakr Al Balkhi berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA


Mbq


Hakikat Penciptaan Manusia

Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan  adalah sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :
1. Makhluk Allah yang paling sempurna
Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Tin berikut ini


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At tin : 4)
2. Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT
Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.(baca fungsi iman kepada Allah SWT)
3. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah
Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)
Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain ibadahsholat wajib, puasa (baca puasa ramadhan danpuasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat, (bacapenerima zakat dan syarat penerima zakat), haji(baca syarat wajib haji) dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata seperti bersedekah (baca keutamaan bersedekah), menyambung tali silaturahmi (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi), menikah (baca hukum pernikahandan rukun nikah) dan sebagainya.
4. Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah
Kata Khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan ajaran dari Allah SWT. Sebagai manusia yang berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan makhluk lainnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT Surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyas dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah :30)
Dengan demikian, hakikat penciptaan manusia selayaknya membuat kita sadar bahwa sebagai manusia kita diciptakan untuk menyembah dan melakukan kewajiban kita di dunia sebagai khalifah.

STRATEGI DAKWAH RASULULLAH


Strategi Dakwah Rasuullah SAW Periode Madinah, sebagai berikut:


  • Dakwah dengan mendirikan Masjid
           Masjid mempunyai peranan penting dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan ketika membangun daulau islam atas dasar semangat tauhid. Didalam masjid, Rasulullah membuat benteng moral berupa semangat masjid. Pada awal dakwah dimana umat Islam belum banyak, mereka rela berkorban dan meninggalkan kesenangan dunia demi tegaknya islam. Dimasjid, umat diajarkan pokok tauhid dan syariat islam juga tempat bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai konflik internal

  • Dakwah dengan membuat perjanjian
    • Perjanjian antara kaum Muhajirin dan Ansar
    • Piagam Madinah
    • Perjanjian Hudaibiyah
  • Dakwah ketika terjadi peperangan
    • Perang badar
    • Perang Khaibar
    • Perang Hunain
    • Perang uhud
    • Perang Mu’tah 
    • Perang Khandaq/Ahzab
    • Fathul Mekah
    • Perang dengan bani quraizah
    • Perang Tabuk
  • Dakwah dengan korespodensi
Strategi ini adalah dengan cara mengirimkan surat kepada raja raja dan penguasa penguasa di Jazirah Arab dan sekitarnya, melalui surat itu, Rasulullah SAW menyeru mereka untuk masuk islam dan kepada mereka juga diterangkan tentang prinsip prinsip dan dasar dasar islam
  • Dakwah dengan penerapan sendi sendi hukum islam
  • Dakwah dengan akhlakul Karimah Rasulullah SAW
 

MATERI PELAJARAN SMK KELAS 10,11,12 DAN MATERI PERKULIAHAN Template by Ipietoon Cute Blog Design